TEKNIK TELEKOMUNIKASI (SST): PERCOBAAN PENGUAT TAK MEMBALIK (NON INVERTING AMPLIER)
PRAKTIKUM:PENGUAT TAK MEMBALIK(NON INVERTING AMPLIER)
2.1 Tujuan
Percobaan
Setelah
melaksanakan praktikum, menyusun rankaian, memeriksa rangkaian dan menganalisa
data diharapkan mahasiswa dapat :
1.
Menggunakan IC operasional amplifier, sebagai
penguat tak membalik dengan perolehan (gain) tinggi.
2.
Menghitung nilai komponen yang diperlukan untuk
rangkaian penguat tak membalik.
3.
Memperhitungkan dan mengukur penguatan, dan frekuensi
“cross over” pada kurva respon frekuensi.
4.
Merancang
rangkaian operasional amplifier sesuai dengan kebutuhan.
2.2 Dasar
Teori
Prinsip Dasar Penguat Operasional
Penguat
operasional yang ideal memiliki sifat-sifat :
- Open
loop Voltage gain :
AV = ~
- Input
Impedance :
ZIN = ~
- Output
Impedence :
ZOUT = 0
- Input
offset Voltage :
VIN = 0
- Input
bias current :
- Input
offset current :
IIN = IB1
- IB2 = 0
Rangkaian
Inverting (Membalik)
Inverting untuk konfigurasi dimana masukan positip menghasikan keluaran
negatip atau masukan negatip menghasilkan keluaran positip. Rangkaian dari penguat operasional inverting
ditunjukkan dengan gambar berikut ini
Gambar 2.1 Rangkaian Penguat Membalik (Invert
Bila suatu tegangan DC (+VIN )dipasang
pada masukan (-) lewat tahanan R1, maka arus I akan mengalir seperti
terlihat pada gambar 12. Arus dikendalikan oleh Op-Amp sedemikian rupa sehingga
tegangan jatuh pada R1 = VIN hal ini di mungkinkan karena
disini digunakan teori pengendalian dengan feed-back negatip (Tahanan Rf
sebagai elemen feed-back negatip). Bila tegangan pada input – dan + kecil maka
Op -Amp akan mengoreksi sedemikian rupa sehingga selisih VIN -
dengan VIN + sama dengan nol. Dengan demikian berlaku persamaan:
VIN = I.R1 Oleh karena arus I
besarnya sama, maka
VOUT = -I.Rf.
Gain Op-Amp dengan konfigurasi inverting adalah :
tanda negatip
disini menyatakan berbalik polaritas atau antara masukan dan keluaran berbalik
fasa 180°, bila ditinjau dengan sinyal
sinusoida.
Rangkaian Non Inverting (Tidak Membalik)
Non-Inverting untuk
konfigurasi dimana masukan positif menghasilkan keluaran positif. Atau masukan
negatif menghasilkan keluaran negatif. Seperti halnya pada rangkaian inverting,
disinipun akan ditunjukan rumus gain dari rangkaian ini.
Gambar 2.2.
Rangkaian Non-Inverting
Tegangan positif
VIN dihubungkan ke terminal masukan (+) Op-Amp, seperti halnya pada
rangkaian inverting beda tegangan pada masukan (-) dan (+) adalah sama dengan
0(nol), sehingga tegangan masukan sama dengan tegangan jatuh pada R1 dan
tegangan keluaran akan sama dengan tegangan pada R1 ditambah dengan tegangan
pada Rf. Untuk itu berlaku rumus hubungan antara masukan dan keluaran sebagai
berikut:
Rangkaian Voltage
Folower
Gambar
2.3. Op-Amp sebagai Voltage Folower
Untuk dapat
menganalisa dengan mudah kita berikan harga ekstrim pada rangkaian gambar 1,
yaitu dengan mamasang Rf = 0 dan Ri = ~. Pada kondisi ini (lihat gambar 3) Ri seolah terputus dan Rf hubung singkat,
sehingga didapatkan persamaan:
Jadi penguatan
tegangan (gain) dari rangkaian ini = 1 dan polaritasnya tidak terbalik antara
masukan dan keluaran. Rangkaian ini sering juga disebut dengan rangkaian
penyangga (buffer)
2.1 Alat
dan Bahan yang Digunakan
a. IC
MC 3403 (1 buah )
b. Osiloskop
(1 buah )
c. Kabel
power (3 buah )
d. Kabel
banana to banana (3 buah )
e. Kabel
BNC to BNC (1 buah )
f.
T penghubung (1 buah )
g. Protoboard
(1 buah )
h. Resistor
1KW
(1), 100K W
(2), 22K W
(3).
i.
Kapasitor 0,001mF
j.
CRO
k. Kabel
penghubung (secukupnya )
l.
Generator
Fungsi (1 buah )
m. Multimeter
Analog (1 buah )
n. Catu
Daya ±
15 Volt (1 buah )
2.2 Langkah
Percobaan
1.
Siapkan alat dan komponen yang akan digunakan.
2.
Pasang kabel power pada osiloskop serta kabel BNC to
buauya pada port CH1 dan CH2, kemudian hunbungkan dengan sumber listrik.
3.
Tekan tombol power pada osiloskop serta cek kabel BNC
to buaya dalam kondisi yang baik atau tidak.
4.
Setelah semua dalam kondisi yang baik, matikan
osiloskop.
5.
Siapkan catu daya ( Power Supply).
6.
Pastikan catu daya pada kondisi OFF dan pengatur
tegangan pada posisi minimum.
7. Hubungkan catu daya dengan tegangan
jala-jala atau sumber listrik PLN
Buat rangkaian seperti berikut
Gambar
2.4. Rangkaian untuk percobaan 2 (Rangkaian Non-Inverting)
R1=
1KΩ, R2=R3=R4= 22KΩ, C1= 0,001µF
1.
Pasang kabel power pada generator fungsi kemudian
pasang T penghubung pada port Vout.
2.
Hubungkan salah satu sisi port dengan kabel BNC to
Buaya, dan sisi satunya hubungkan dengan kabe BNC to BNC untuk menghubungkan
generator fungsidan osiloskop.
3.
Nyalakan tombol power pada fungsi generator.
4.
Nyalakan kembali osiloskop dan atur CH1 dalam keadaan
tegangan AC sebagai input dan CH2 menjadi tegangan DC sebagai output.
5.
Berikan sinyal kecil ke input (kira-kira 100mVp-p).
Catatlah gain dari penguat.
6.
Hubungkan keluaran penguat dengan masukan horizontal
osiloskop, untuk melihat bentuk lisayuous. Gantilah R1 dan R2 dengan resistor
sebesar 100KW.
Catatlah apa yang terjadi.
7.
Dengan mengganti nilai C1, buatlah agar penguat
mempunyai frekuensi ‘cross over’ pada frekuensi tinggi sbesar 12 KHz. Catat
besarnya kapasitor tersebut.
8.
Ubahlah rangkaian menjadi penguat pengikut yang
membalikkan sinyal. Tentukan pergeseran fasa antar masukan dan keluaran. Ukur
gain penguat.
A. Tugas
Rancanglah dau sistem penguat yang , keduanya
memiliki dua masukan yang sama tetapi keluarannya berbeda fasa 180°, dan
kedua keluarannya mempunyai amplitudo yang sama. Kedua penguat tersebut
memiliki titik roll off pada 3 KHz. Hitunglah gain dalam dB dari kedua penguat
tersebut.
B Pertanyaan
1.
Jika anda menggunakan IC linier opamp sebagai penguat
non-inverting, sinyal masukan diumpankan ke kaki ……………
Pada penguat
non-inverting, jika resistor umpan balik R2 = 100 Kohm, dan R1 = 1 Kohm, maka pengauatn dari penguat
tersebut akan sama dengan …..
2. Jika R1 = R2 = 10 Kohm dan Vin = 1 Volt
maka Vout = ….
3. Jika R1 = R2 = 100 Kohm dan R3 = R4
= 10 Kohm, dan berapa penguatan total
rangkaian?
Jika diumpankan sinyal berupa pulsa positif pada
rangkaian dalam percobaan, maka kerluarannya akan
2.6 Hasil Percobaan
1.
Pengamatan I
Volt/div
CH1= 500 mV
Volt/div
CH2= 500 mV
Pk-Pk
|
GAIN
|
|
INPUT
|
640 Mv
|
1,69
|
OUTPUT
|
1,08 V
|
Sinyal input 640 mV, hasil Gain 1.69 kali
Perhitungan : Vinput = 1,2 x 500 mV Vout = 2,1 x 500 mV
=
600mV = 1,050 V
1.
Pengamatan II
Gambar lisayous
Ket: beda fase 0o (0 derajat) frekuensi
sama.
1.
Pengamatan III
R1 dan R2 diganti 100K
Pk-Pk
|
GAIN
|
|
INPUT
|
320 mV
|
1,92
|
1OUTPUT
|
616 mV
|
Keterangan :
Volt/div = 200mV Time/div=
5,00 ms
Peritungan à Vin (CH1)= 1,6×200mV =
320 mV
Vout (CH2)=
3,1×200mV = 620 mV,
Frekuensi =
LAMPIRAN